Senior dan tutor-tutor hukum lingkungan (di kampus dan luar kampus) selalu bilang begini kira-kira: “Hukum lingkungan itu bergerak sangat dinamis, dan karenanya membuka pengembangan doktrin-doktrin hukum kontemporer yang dipakai gak cuma di disiplin hukum lingkungan saja”. Konsep-konsep macam strict liability sampai pertanggungjawaban korporasi berkembang pada mulanya dalam konteks hukum lingkungan. Maka dari itu menceburkan diri kedalam disiplin ini memang begitu menantang sebetulnya. Gak cuma dituntut buat mengasah kemahiran berhukum untuk menjawab persoalan-persoalan hukum yang nyaris berkembang terus, tapi juga sense of justice, dan to some extent pengetahuan mendasar tentang ilmu lingkungan dan ekologi .
[Read more…] about Hari Lingkungan Hidup dan Hal-hal yang Bermula Dari Hari Ini 46 Tahun LaluProf Dawam “menyelamatkan” Pasal 33
Prof. Dawam Rahardjo. Saya tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Cuma tau kalau beliau dulu pimpinan LP3ES, organisasi masyarakat sipil yang di masa Orde Baru menerbitkan jurnal berpengaruh “Prisma”, yang tidak cuma jadi tempat orang melakukan diskursus akademik, tapi juga jadi pegangan buat mereka yang bergiat dalam gerakan pro-demokrasi. Ada lagi yang bikin nama Prof Dawam sangat familiar buat saya: skripsi sarjana 10 tahun lalu. Gara-gara mencoba menulis tentang konstitusionalitas sistem pereknomian, saya jadi harus sering membuka risalah sidang pembentukan UUD 1945 dan terutama risalah sidang amandemen UUD 1945 dalam kurun 2001-2002. Dan dari situ lah saya jadi tau, kalau Prof. Dawam Rahardjo ini salah satu ahli yang masuk dalam Panitia Ad Hoc I (PAH I) yang bersama-sama anggota MPR mendiskusikan rumusan penting untuk perubahan konstitusi kita, terutama yang berkenaan dengan soal ekonomi dan kesejahteraan sosial: Pasal 33 dan 34.
[Read more…] about Prof Dawam “menyelamatkan” Pasal 33Pengetahuan dalam genggaman: Perpustakaan dan membaca zaman now
Tidak ada tempat yang lebih menyenangkan selain perpustakaan yang hening dengan deretan buku yang tersusun rapi di rak-rak yang tinggi menjulang. Aroma kertas tua yang menguar ke udara menambah suasana magis perpustakaan, seolah mengundang pengunjungnya untuk bertualang menembus waktu dan lintasan sejarah. Menceburkan diri ke dalam kolam pengetahuan, meresapi herorisme para pendahulu, atau sekedar berasyik masyuk membaca romansa para pencinta.
Saya pernah mampir ke perpustakaan yang diyakini sebagai perpustakaan, di era modern, yang punya koleksi terbanyak di dunia: The Library of Congress di Washington, DC. Sempat juga “mondok” di perpustakaan kampus the University of Sydney yang buka 24 jam dan sangat memanjakan kami, para mahasiswa-nya, dengan berbagai fasilitas yang membuat kami senyaman di rumah, selain tentunya koleksi buku yang melimpah. Saya juga pengunjung rutin perpustakaan nasional dan perpustakaan daerah Jakarta. Pernah juga saya terdaftar sebagai member dari perpustakaan sekolah filsafat dan teologi di bilangan Rawasari yang penuh dengan calon-calon imam yang rendah hati dan membaca dengan kekhidmatan melebihi orang kebanyakan. Semua perpustakaan itu meninggalkan kesan mendalam pada diri saya, tapi tak ada yang bisa mengalahkan Perpustakaan Pusat UI lama.
[Read more…] about Pengetahuan dalam genggaman: Perpustakaan dan membaca zaman nowKenyang Tanpa Nasi di Kapurung Lela
Bulan lalu saya berkesempatan mengunjungi kota Palopo, Sulawesi Selatan, salah satu kota yang ada di pesisir Teluk Bone. Sebetulnya saya cuma mampir bermalam aja disini setelah menempuh perjalanan yang melelahkan dari dataran tinggi Seko di Kabupaten Luwu Utara. Berhubung gak punya banyak waktu disana, saya gunakan kesempatan yang ada buat icip-icip kuliner khas di kota yang konon dalam epos La Galigo disebut dengan sebutan Ware.
Berhubung saya baru pertama kali injakkan kaki di kota itu, dan kolega saya di Palopo juga sudah ambruk kecapekan menempuh perjalanan darat nyaris satu hari satu malam dari Seko, jadilah saya coba ngebolang sendirian disana. Dari hotel saya menginap, di dekat Masjid Tua kota Palopo yang berhadapan dengan komplek istana Kedatuan Luwu, saya coba iseng jalan kaki mencari panganan khas kota ini. Berbekal google yang maha tau dan kadang sok tau hehe, saya coba peruntungan buat jalan-jalan disana. Sayangnya rekomendasi google gak sesuai dengan ekspektasi saya. Ya masa di Palopo disarankan mampir ke resto en kafe. Rasanya kaya begitu mah gak akan ada yang khas deh. Jadilah saya putuskan menyetop abang ojek di depan istana Kedatuan. Kolega saya bilang kalau abang ojek di Palopo pada pakai rompi buat bedakan dengan pengendara motor lainnya.
[Read more…] about Kenyang Tanpa Nasi di Kapurung LelaSubak Bukan Cuma di Bali: Terasering di Salu Rante
Lanskap sawah bertingkat yang menghijau di lembah yang dikelilingi gunung dan perbukitan nan megah membuat mata saya seolah seperti mendapatkan detox dari “racun” lanskap perkotaan yang terasa sumpek dijejali oleh ribuan kendaraan yang meraung ditengah kemacetan serta gedung-gedung tinggi yang berhimpitan, menghalangi sudut pandang urban dwellers ke langit luas yang sejatinya membuka pikiran. Itu yang saya rasakan saat melewati Dusun Salu Rante di Desa Rinding Allo, Kab. Luwu Utara minggu lalu ketika menempuh perjalanan darat 2 hari 1 malam ke dataran tinggi Seko. Saat melihat lanskap yang luar biasa ini, saya tidak bisa tidak teringat pada Subak, sistem manajemen dan pengairan persawahan di Bali yang sudah masuk ke dalam daftar situs warisan dunia UNESCO yang dilindungi berdasarkan World Heritage Convention.
[Read more…] about Subak Bukan Cuma di Bali: Terasering di Salu Rante